Pendidikan Budi Pekerti Dalam Rangka Membangun Karakter Bangsa, terdapat tiga konsep yang penting yaitu konsep karakter, budi pekerti, dan perilaku.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa karakter adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak (Tim Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995).
Konsep budi pekerti dalam pedoman ini diambil dari Balitbang Dikbud (1995) yang menjelaskan bahwa budi pekerti secara konsepsional adalah budi yang dipekertikan (dioperasionalkan, diaktualisasikan, atau dilaksanakan) dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan pribadi, sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. Budi pekerti secara operasional merupakan suatu perilaku positif yang dilakukan melalui kebiasaan. Artinya, seseorang diajarkan sesuatu yang baik mulai dari masa kecil sampai dewasa melalui latihan-latihan, misalnya, cara berpakaian, cara berbicara, cara menyapa dan menghormati orang lain, cara bersikap menghadapi tamu, cara makan dan minum, cara masuk dan keluar rumah, dan sebagainya.
Terhadap teori konvergensi tersebut tentunya dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam pelaksanaan pendidikan, termasuk pendidikan budipekerti di sekolah. Hal ini mengingat bahwa melaksanakan pendidikan budi pekerti sudah barang tentu tidak bisa hanya mementingkan bakat bawaan atau mementingkan faktor lingkungan tetapi keduanya saling berinteraksi.
Agar pendidikan dapat berhasil dengan baik maka pendidik harus mengetahui bakat-bakat yang dimiliki oleh peserta didik untuk kemudian dapat dilakukan upaya agar bakat-bakat tersebut bisa berkembang dengan baik di lingkungan yang mendukung.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku yang kata dasarnya laku. Laku adalah tingkah laku, perbuatan, tindak tanduk, laris (barang dagangan). Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud di gerakan (sikap); tidak saja badan atau ucapan simpang.
Dalam kamus Psikologi perilaku atau behavior :
1. sebarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban, balasan) yang dilakukan oleh suatu organisma.
2. Secara, khusus, bagian dari satu kesatuan pola reaksi,
3. Satu perbuatan atau aktivitas.
4. Satu gerak atau kompleks gerak-gerak.
Dalam pengertian paling luas, perilaku mencakup segala sesuatu yang dilakukan atau dialami seseorang. Ide-ide, impian-impian, reaksi-reaksi kelenjar. Dalam pengertian lebih sempit hanya mencakup reaksi yang dapat diamati secara umum atau objektif.
Dengan demikian dapat didefinisikan Perilaku adalah perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya
Dari konsepsi tersebut di atas, karakter mempunyai cakupan yang amat luas. Apabila pendidikan karakter itu dilakukan di sekolah maka sangat sulit untuk diimplementasikan. Sebab konsep-konsep yang ada di dalam definisi karakter tersebut masih belum dapat dilihat indikator-indikator dari setiap konsepnya. Oleh sebab itu, dalam pendidikan karakter yang dapat dilakukan di sekolah adalahmenggunakan konsep pendidikan budi pekerti.
Dalam pendidikan budi perkerti yang bisa dilakukan adalah mengubah, mengarahkan perilaku peserta didik dan perilaku-perilaku ini secara spesifik dapat dilihat indikator-indikatornya. Oleh karena itu, dalam membangun karakter bangsa yang perlu dididikkan kepada peserta didik, adalah mendidik budi pekerti dengan cara memahamkan, mengarahkan, mengubah untuk menjadikan perilaku-perilaku peserta didik yang lebih positif atau lebih baik.
Dalam pedoman pendidikan budi pekerti ini yang diajarkan secara nyata kepada peserta didik berkaitan dengan enam pilar dari sekian pilar-pilar perilaku yang universal. Keenam pilar tersebut adalah pilar dapat dipercaya, tanggung jawab, sikap hormat, peduli, sportif, dan warga negara yang baik. Dari pilar-pilar dasar tersebut diturunkan menjadi sejumlah dimensi perilaku dan dari dimensi-dimensi perilaku yang ada dipilah lagi menjadi sejumlah indikator-indikator perilaku yang dapat diukur.